Sejak pandemi, banyak orang mulai memiliki pikiran akan pentingnya memiliki investasi untuk persiapan di masa depan. Dimana salah satu aset investasi yang belakangan ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat yaitu adalah kripto karena memiliki potensi untuk memberikan keuntungan yang besar kepada para investornya.
Namun perlu dipahami, setiap keuntungan yang besar, tentu dibarengi dengan potensi resiko yang besar juga. Sebab, kripto memang telah berhasil membuat orang mendapatkan return yang menggiurkan ini ternyata memiliki resiko mudah mengalami perampokan jika tidak waspada dan salah dalam melakukan analisa.
Sebagai contoh, telah terjadi banyak kasus perampokan kripto oleh hacker yang tidak bertanggung jawab dengan nominal hingga triliunan rupiah di seluruh dunia dan perlu kamu ketahui agar bisa mendapatkan pelajaran dari sana. Jika kamu tertarik, yuk simak 3 Perampokan Kripto Terbesar di Dunia dalam Sejarah pada artikel di bawah ini!
1. Perampokan Kripto di Poly Network
Perampokan dalam jaringan kripto dengan jumlah terbesar dalam sejarah ini sempat terjadi pada platform Poly Network. Poly Network merupakan platform keuangan terdesentralisasi yang diluncurkan oleh salah satu pemilik proyek blockchain China yaitu Neo dan memberikan fasilitas transaksi peer-to-peer sehingga para pengguna dapat melakukan transfer ataupun menukar token di berbagai jenis blockchain.
Perampokan dalam bentuk peretasan sistem oleh hacker yang tidak bertanggung jawab ini baru terjadi pada bulan agustus 2021 akibat eksploitasi kerentanan dalam kontrak pintar yang ada di dalamnya hingga menghasilkan kerugian mencapai US$611 juta atau Rp 8,7 triliun. Jumlah ini merupakan hasil dari kejadian perampokan dengan mencuri dana investasi pengguna yang tersebar lebih dari 12 cryptocurrency yang berbeda termasuk Ethereum dan juga Bitcoin.
2. Peristiwa Perampokan di Ronin Network
Baru akhir bulan maret 2022 kemarin, dunia kripto baru saja dihebohkan dengan adanya kasus perampokan baru yang terjadi pada Ronin Bridge (Ronin Network) yang merupakan sebuah proyek untuk mendukung sarana transaksi dalam game NFT berjudul Axie Infinity.
Dimana hari itu, sistem Ronin diretas oleh hacker yang tidak bertanggung jawab menggunakan private keys curian sehingga dapat mengakses dana kripto milik anggota dan kemudian kabur. Dimana pada tanggal 23 Maret 2022, hacker itu berhasil mencuri sekitar 25,5 juta token USD Coin serta 173.600 token eter dengan kisaran nilai tukar saat ini hingga 540 juta dolar AS atau setara dengan Rp. 7,7 triliun saat penyerangan.
Hal inilah yang membuat pengguna Ronin saat itu tidak dapat melakukan penarikan ataupun penyetoran dana di dalam jaringan karena terjadi rekayasa sosial dan bukan kesalahan teknis. Dengan jumlahnya yang sangat fantastis, perampokan Ronin Bridge ini menjadi salah satu nominal peretasan terbesar dalam sejarah kripto yang membuat pihak pengembang mulai kembali meningkatkan validator dari lima menjadi delapan serta semakin melakukan komunikasi yang intensif dengan tim keamanan di bursa utama, petugas penegak hukum, serta forensik kriptografi agar tidak terjadi kasus yang serupa.
3. Perampokan Coincheck
Perampokan kripto terbesar lainnya dalam sejarah yaitu juga pernah terjadi pada Coincheck, sebuah platform exchange Crypto asal Jepang yang dibobol oleh hacker hingga mengalami kerugian US$ 534 juta atau setara dengan Rp. 7,6 Triliun hanya dalam waktu 8 jam saja pada tahun 2018.
Coincheck sendiri sebenarnya merupakan bursa penukaran mata uang digital terpercaya di Asia yang telah berdiri sejak tahun 2012. Namun, sistem keamanan platform ini pada 25 Januari 2018 disusupi oleh hacker tanpa terdeteksi sebelum akhirnya hilang tanpa jejak.
Salah satu kejadian perampokan terbesar dalam sejarah kripto ini tentu menjadi sindiran yang tajam dan memalukan bagi pemerintah Jepang saat itu yang sedang menggalakkan Tokyo sebagai kiblat mata uang digital dunia. Sebab, perampokan ini terjadi karena sistem keamanan CoinCheck yang gagal untuk menambahkan lapisan tambahan dalam sistem agar dapat mencegah terjadinya kegiatan hacking. Bahkan saat ini, Coincheck masih menggunakan server penyimpanan uang digital berupa Hot Wallet yang masih terhubung dengan internet sehingga sangat mudah untuk dilakukan peretasan.
Cek Keamanan Platform Kriptomu dengan Analisis dari WikiBit
Melihat banyaknya kasus perampokan yang terjadi pada beberapa platform kripto di seluruh dunia ini tentu harus membuat investor semakin waspada, sebab kelebihan yang juga sekaligus kekurangan dalam investasi aset ini yaitu adalah transaksinya yang tidak dapat diubah.
Dalam blockchain, transaksi kripto yang telah dilakukan oleh seseorang tidak akan bisa diubah sehingga jika hacker telah mendapatkan uang hasil perampokan dari suatu platform akan akan sangat sulit untuk mengambilnya kembali. Karena itulah, penting bagi investor untuk memilih platform kripto yang telah legal dengan infrastruktur sistem keamanan yang kuat.
Salah satu cara untuk menilai apakah platform kripto pilihanmu memiliki reputasi yang bagus maka kamu dapat melakukan analisis dan pengecekan lewat segala bentuk informasi yang telah disediakan oleh aplikasi WikiBit sehingga dapat meminimalisir kerugian yang terjadi karena adanya perampokan dalam sistem.
Platform WikiBit ini dapat diunduh dengan mudah pada play store ataupun apps store di smartphonemu. Tidak hanya itu saja, kamu juga bisa mendapatkan berita dan informasi update seputar dunia kripto di sosial media WikiBit. Yuk cek sekarang!