Artikel ini diproduksi dan didistribusikan oleh id/x partners, Big Data and Analytics Solution. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh artikel tanpa menyertakan sumber tulisan.
Pekerjaan yang bersangkutan dengan web development atau pengembangan web paling diincar saat ini. Banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang digital membuat profesi backend dan frontend developer ramai peminat.
Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara backend dan frontend dalam pengembangan web.
Apa Itu Backend dan Frontend dalam Pengembangan Web?
Backend dan Frontend adalah istilah yang digunakan untuk mengelompokkan berbagai teknologi dan lapisan perangkat lunak pada aplikasi apa pun. Frontend berfokus pada berbagai aspek yang bisa dilihat oleh pengguna. Sedangkan backend adalah segala aspek yang membuat aplikasi tersebut bisa berfungsi.
Ibaratnya, frontend adalah eksterior mobil dan backend adalah semua mesin yang ada di dalamnya. Dalam suatu aplikasi atau pengembangan web, backend dan frontend harus dirancang dan disesuaikan dengan baik agar bisa memberikan hasil yang maksimal.
Frontend developer sering disebut dengan client-side dan backend disebut dengan server side atau sisi server. Dari segi peranan, frontend bertanggung jawab dalam menangani tampilan web. Sedangkan backend developer bertanggung-jawab untuk memastikan bahwa situs tersebut dapat diakses melalui monitoring ‘di balik layar’.
Perbedaan Antara Backend dan Frontend dalam Pengembangan Web
Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara backend dan frontend dalam pengembangan web. Perbedaan tersebut dikategorikan dalam beberapa aspek di bawah ini.
1. Perbedaan Cara kerja
Frontend developer merupakan suatu pekerjaan pemrograman yang berfokus pada elemen visual suatu website. Bagian ini mencakup semua bagian yang bisa dilihat oleh pengguna secara langsung. Diantaranya yaitu, gambar, font, warna, grafik, tabel, tombol, serta menu navigasi.
Untuk mengimplementasikan berbagai hal di atas, seorang frontend developer akan menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript. Frontend harus memastikan bahwa website tersebut responsif serta ukuran atau dimensinya sesuai dengan perangkat yang digunakan oleh pengguna.
Di sisi lain, backend developer bekerja di ‘belakang layar’ atau pada sisi website yang tidak bisa dilihat oleh pengguna. Tugas backend developer yaitu menyimpan dan mengatur data sekaligus menopang frontend dengan cara memastikan semua hal yang ada pada website bisa berfungsi dengan baik.
2. Perbedaan Skill yang Harus Dikuasai
Frontend dan backend developer memerlukan skill teknis yang sangat berbeda. Frontend developer memerlukan skill dalam bidang desain grafis, Search Engine Optimization (SEO), pengalaman pengguna (UX), serta desain responsive.
Frontend developer juga diharuskan memahami bahasa pemrograman seperti HTML (Hypertext Markup Language), CSS (Cascading Style Sheets), dan JavaScript.
Selain itu, skill yang dibutuhkan oleh frontend developer yaitu kemampuan pengelolaan framework dan library. Framework yang biasanya digunakan yaitu Angular.js dan React.js. Semakin banyak bahasa pemrograman dan skill yang dikuasai, maka semakin terbuka lebar peluang untuk menjadi seorang frontend developer.
Sementara itu, backend developer memerlukan keterampilan dalam pembuatan algoritma, mengintegrasikan komponen website, mengelola dan menggunakan database, dan mengimplementasikan framework untuk arsitektur server. Bahasa pemrograman yang harus dikuasai oleh backend developer yaitu Python, Ruby, Java, dan PHP.
Beberapa contoh framework dan library yang sering digunakan backend developer yaitu GO, C#, Express, dan Django. Selain itu, ada pula bahasa pemrograman perangkat lunak seperti Oracle, MySQL, serta SQL Server yang termasuk dalam skill set backend developer.
3. Perbedaan Waktu Kerja
perbedaan antara backend dan frontend dalam pengembangan web yang selanjutnya yaitu pada waktu pengerjaannya. Seorang frontend developer memulai pekerjaannya saat UX Designer telah menyelesaikan pekerjaannya.
Frontend developer dapat segera mengolah bahasa pemrograman pada desain user interface apabila tidak ada perubahan dari desain UX.
Setelah frontend developer menyelesaikan tugasnya, maka saatnya backend developer mengambil alih pekerjaan. Backend developer akan menentukan instruksi apa saja yang akan diaplikasikan pada desain website dan bahasa pemrograman yang digunakan.
Namun, pada kasus tertentu, ada juga project yang diawali oleh backend developer. Hal ini berlaku apabila akan membuat suatu layanan yang sangat kompleks. Dalam situasi ini, perlu membangun sisi server terlebih dahulu untuk mengetahui apakah project tersebut memungkinkan untuk dibangun.
4. Bahasa Pemrograman
Pengembangan backend melibatkan penggunaan bahasa pemrograman server-side yang dirancang untuk menjalankan logika bisnis di sisi server.
Bahasa pemrograman seperti Python, Java, Ruby, PHP, dan Node.js umumnya digunakan untuk membuat aplikasi web yang dapat menangani permintaan dari frontend, memproses data, dan berinteraksi dengan database.
Setiap bahasa pemrograman backend memiliki karakteristik dan kelebihannya sendiri, dan pemilihan bahasa seringkali bergantung pada kebutuhan proyek, skala aplikasi, dan kebutuhan pengembang.
Di sisi lain, pengembangan frontend menggunakan bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, dan JavaScript. HTML digunakan untuk menentukan struktur dan elemen-elemen halaman web, sedangkan CSS untuk desain dan tata letak, dan JavaScript untuk membuat halaman web menjadi interaktif dan dinamis.
Bahasa pemrograman di atas bekerja bersama untuk menciptakan antarmuka pengguna yang menarik dan berfungsi di segala perangkat.
5. Browser Kompatibilitas
Perbedaan antara backend dan frontend dalam hal kompatibilitas browser adalah suatu aspek yang mendasar dalam pengembangan web. Frontend, sebagai bagian dari aplikasi yang langsung berinteraksi dengan pengguna, seringkali menghadapi tantangan dalam memastikan keseragaman dan responsivitas di berbagai browser.
Setiap browser memiliki mesin rendering yang unik dan implementasi standar yang berbeda, yang dapat mempengaruhi tampilan web (frontend).
Pengembang frontend harus memastikan bahwa tata letak dan desain halaman web mereka dioptimalkan untuk bekerja dengan baik di berbagai browser populer seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Safari, Microsoft Edge, dan lainnya.
Di sisi lain, backend, sebagai komponen yang beroperasi di lapisan server, memiliki sedikit ketergantungan pada kompatibilitas browser. Backend lebih fokus pada pemrosesan logika bisnis, manajemen database, dan penanganan permintaan dari frontend.
Namun demikian, backend juga harus memastikan bahwa API (Antarmuka Pemrograman Aplikasi) yang disediakan untuk frontend berfungsi secara konsisten, sehingga pengembang frontend dapat berinteraksi dengan backend tanpa masalah.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan antara backend dan frontend dalam pengembangan web. Kedua peran ini saling terikat dan memerlukan kolaborasi yang baik agar dapat menciptakan web atau aplikasi yang bisa berfungsi dengan optimal.